(Foto pribadi) Salah satu rumah warga Saudi di kota Madinah |
Blog Rumah Hijrah - Bila kamu ditanya, benda apa yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Saudi saat ini? maka jawabannya tentu beragam. Dominan pasti menjawab kurma. Ada juga yang menjawab Unta. Tapi bila pertanyaan itu ditujukan kepada Wakijo, maka ia punya jawaban yang berbeda. Kamu penasaran bukan dengan jawaban Wakijo?
Wakijo terbiasa hidup di desa.
Dimana rumah-rumah dikampungnya sama sekali tidak membutuhkan kipas angin
apalagi AC. Angin semilir dari sawah dan gunung yang menghembus rerimbunan
daun, itu saja sudah cukup. Penyejuk
alami yang gratis saja bisa mereka nikmati, maka buat apa yang buatan. Sudah mahal,
tidak hemat energi lagi. Itu lah alasan
pertama mengapa orang-orang dikampung Wakijo tidak membutuhkan benda-benda
tersebut.
(Foto pribadi) AC selalu melekat di setiap rumah warga Saudi
|
Bagi keumumam masyarakat di
kampung Wakijo, dimana rata-rata rumah yang mereka tempati terbuat dari papan
atau geribik, tentu terasa sangat aneh bila harus diganduli benda kotak bernama
AC. Kesannya sangat tidak umum. Bisa menjadi bahan tertawaan diantara warga
desa pastinya. Karena tidak ada yang memakai AC, maka benda inipun dianggap
sebagai barang mewah di kampung Wakijo. Itu alasan kedua.
Alasan ketiga, Wakijo yang sudah
lama berniat membeli kambing hingga sekarang belum terbeli. Dulu kambingnya yang
cuma seekor, terpaksa dijual buat menambah biaya proses keberangkatan dia ke
Saudi. Ya, Wakijo adalah salah seorang pahlawan devisa yang sudah hampir dua
tahun meninggalkan desanya. Jadi,
daripada harus membeli AC, uangnya akan lebih bermanfaat bila dibelikan
kambing. Begitulah kira-kira.
Saat ini Wakijo tinggal di
Saudi. Ia menempati sebuah flat yang disediakan oleh perusahaan tempat ia
bekerja. Satu flat diisi oleh 4 orang. Bangunan imaroh tempat dimana flat itu
berada, bukanlah bangunan baru. Kesan kotor dan kumuh menjadi pemandangan yang
umum. Tapi itu tidak menjadi soal bagi Wakijo. Ia cukup merasa surprise, karena
di kamarnya ada sebuah benda yang dikampungnya dianggap barang mewah. AC.
Semenjak hidup di Saudi inilah,
Wakijo bisa merasakan tidur dengan “kemewahan” AC. Meski diawal-awal
kedatangannya dulu ia harus beradaptasi cukup lama. Berhari-hari Wakijo masuk
angin. Namun kemudian ia sudah terbiasa. Meski kerinduannya pada hawa sejuk
dikampungnya tidak akan pernah tergantikan oleh benda ini. Tapi apa boleh buat.
Keadaan ini tentu saja menjadi
bahan cerita bagi Wakijo untuk keluarganya di kampung. Entah siapa yang memulai.
Kabar itu merebak hingga ke seluruh pelosok desa. “Wakijo tinggal di apartemen
ber AC,” begitulah isi beritanya.
Kenyataannya memang seperti itu, hanya saja persepsi mewahnya yang berbeda. Di
Saudi, AC bukanlah barang mewah. Di setiap rumah maupun bangunan lainnya, yang
namanya AC mutlak harus ada. Tanpa AC, rumah akan berubah menjadi oven dimusim
panas. Lalu menjadi kulkas di musim dingin. Wakijo tak bisa membayangkannya.
Karena bukan barang mewah, AC
tidak hanya dijumpai sebatas di rumah orang-orang kaya saja. Di Saudi, rumah
reyot sekalipun memiliki AC. Hal ini sempat membuat takjub Wakijo. Ia hanya
geleng-geleng kepala. Pernah dijumpainya sebuah rumah kelas menengah kebawah,
diganduli AC lebih dari dua. Ia masih membandingkannya dengan di kampungnya.
Dalam hati ia memuji, “Luar biasa taraf hidup orang Saudi. Meski miskin, AC pun
tetap terbeli.”
Ponirah, istri Wakijo, awalnya
tidak percaya dengan cerita suaminya. Begitu melihat fotonya, Ponirah malah kucek-kucek
mata.
“Waaah, ternyata benar ya, Pak.
Tadinya aku pikir buat lucu-lucuan aja. Rumah begini kok diganduli AC.” Kata
Ponirah.
“Ini betulan. Di Saudi AC itu kayak
kerupuk. Banyak yang beli.” Ujar Wakijo.
“Kalo kayak kerupuk berarti
harganya murah.” Tukas Ponirah.
“Ndak, maksudku kayak kamu itu
loh, klo ndak ada kerupuk ndak jadi makan. Orang-orang di Saudi juga begitu, klo ndak ada AC, ndak
bisa tidur. Klepek-klepek, kepanasan.” Terang Wakijo.
“Ooo” Ponirah manggut-manggut
mendengar penjelasan Wakijo. Ia sudah paham sekarang. AC ternyata benda yang
sangat penting bagi orang-orang di Saudi. Hingga keberadaannya pun tidak bisa
dipisahkan dengan masyarakat disana.
(Foto pribadi) Meski reyot tetap ber AC
|
(Foto pribadi) Meski reyot tetap ber AC
|
Nah, seperti halnya Ponirah.
Andapun pastinya telah paham dengan jawabannya Wakijo, bukan?
Saya Ramadhan, selamat datang di Rumah Hijrah, salam hangat dari kota Madinah.
Tidak ada komentar: