(Dok. Pribadi) |
Lepas ashar,
lazimnya orang yang sedang berpuasa, pasti akan disibukkan dengan aktifitas mempersiapkan makanan
untuk berbuka. Kebetulan hari itu saya akan berbuka di rumah. Maka persiapanpun dilakukan. Semua bahan-bahan sudah komplit. Setelah menyiangi dan merajang secukupnya, acara memasak pun siap dilaksanakan. Namun apa yang hendak di kata, saya melupakan sesuatu yang sangat penting. Gas. Rupanya tabung gas saya sudah kosong. Di zaman now, dimana hampir semua orang di kolong langit termasuk di Saudi ini menggunakannya sebagai bahan bakar kompor, sudah seharusnya ketersediaan gas haruslah dipastikan terlebih dahulu ketika akan memasak.
Untuk mengisi ulang tabung gas saat itu bukanlah perkara mudah. Di Saudi tidak seperti di Indonesia yang hampir tiap warung menyediakan gas. Biasanya saya memesan di agen terdekat via telpon dan akan langsung diantar plus dipasangkan. Biaya sekali isi ulang sekitar 20 SAR untuk tabung berukuran 12kg. Permasalahannya saat itu layanan antar gas telah lewat waktunya. Sehingga dapat dipastikan bahwa saya harus bersabar menunggu tabung gas datang keesokan harinya. Lalu bagaimana dengan masakan saya yang telah terlanjur disiapkan? Sementara saat itu jam di dinding terus berpacu dengan saatnya adzan maghrib.
Untuk mengisi ulang tabung gas saat itu bukanlah perkara mudah. Di Saudi tidak seperti di Indonesia yang hampir tiap warung menyediakan gas. Biasanya saya memesan di agen terdekat via telpon dan akan langsung diantar plus dipasangkan. Biaya sekali isi ulang sekitar 20 SAR untuk tabung berukuran 12kg. Permasalahannya saat itu layanan antar gas telah lewat waktunya. Sehingga dapat dipastikan bahwa saya harus bersabar menunggu tabung gas datang keesokan harinya. Lalu bagaimana dengan masakan saya yang telah terlanjur disiapkan? Sementara saat itu jam di dinding terus berpacu dengan saatnya adzan maghrib.
Ketika itu mata
saya tertuju pada sebuah setrika listrik yang saya bawa dari Indonesia. Terbesit dipikiran saya bahwa kompor listrik memiliki mekanisme kerja yang hampir sama dengan setrika listrik. Tanpa berlama-lama segera saya atur
posisi setrika listrik tersebut secara terbalik. Hingga bagian bawah setrika
menghadap keatas. Untuk menjaga keseimbangannya agar tetap bisa berdiri terbalik, dikedua sisinya saya apit dengan dua buah stereofoam. Setelah
memastikan bila setrika tersebut tidak akan terjatuh saya nyalakan listriknya.
Lalu saya letakkan sebuah kotak yang terbuat dari alumunium foil diatasnya. Bahan-bahan
makanan tadi saya masukkan kedalamnya ditambah minyak dan bumbu-bumbu
secukupnya. Alhamdulillah. Jadilah aksi masak memasakpun berlangsung aman dan terkendali. Meski memakan waktu sedikit
lama. Tak jadi masalah, seperti sebuah pepatah berkata, tak ada rotan akarpun
jadi. Tak ada gas, setrika listrikpun tak mengapa.
Letakan Alumunium foil di bagian setrika yang menghadap keatas
Pastikan posisi setrika telah benar-benar seimbang |
Masakanpun matang |
Barang kali suatu saat kejadian seperti ini harus menimpa kamu, maka bisa saja tips ini digunakan. Kamu cukup menyediakan sebuah setrika listrik plus benda yang bisa difungsikan sebagai penahan setrika ketika berdiri dan juga kotak alumunium foil (jumlah sesuai kebutuhan). Mudah bukan? Saya Ramadhan, selamat datang di Rumah Hijrah, salam dari kota Madinah.
Tidak ada komentar: